Rabu, 26 Maret 2014

Cara Korea Selatan Memanjakan Rakyatnya

KALI ini saya ingin berbagi cerita tentang bagaimana Pemerintah Korea Selatan (Korsel) membuat nyaman rakyatnya. Minimnya tingkat kriminalilitas merupakan faktor yang mendukung kenyamanan tersebut. Seoul, ibu kota Korsel, bisa dibilang merupakan kota yang termasuk paling aman di Asia.
Taman Kota di Dekat Sungai (Deajoen)
Beraktivitas hingga tengah malam pun tak mengapa dan itu bisa Anda lakukan, misalnya, dengan berjalan kaki menyusuri ruas-ruas jalannya. Negara dengan kamera CCTV terbanyak di dunia ini pun mengondisikan sedemikian rupa agar suasana di angkutan umum pun aman dan nyaman.
Pernah suatu hari seorang teman saya ketinggalan dompet di stasiun subway (kerata api bawah tanah). Satu jam kemudian saat ia kembali, ternyata dompet itu masih ada di tempat semua isinya utuh.
 Pelayanan publik yang cepat, ini juga salah satu kelebihan Korsel. Segala sesuatu dapat diurus dengan cepat. Bahkan bila dokumen sudah selesai mereka bisa memilih agar dokumen tersebut diantar ke rumah dengan biaya ringan. Tidak ada istilah uang jasa, uang kopi, uang minyak, atau “uang adm” di sini.

Pertunjukan Jalanan mudah di temui 
Pengalaman saya mengurus perpanjangan visa di kantor imigrasi hanya butuh waktu tiga jam dengan biaya yang sama seperti yang tertera di website resmi mereka, asalkan semua syaratnya lengkap. Kalau di Indonesia mungkin akan ada banyak meja yang harus dilewati dan mungkin juga banyak uang ekstra yang harus dikeluarkan sehingga tak heran banyak orang asing yang memilih memperpanjang visa mereka di Malaysia ketimbang di Jakarta.

Fasilitas publik yang banyak, bersih, dan ramah lingkungan juga tersedia di seantero Korsel. Kita bisa menemukan toilet bersih di mana-mana, baik di stasiun, taman, maupun pertokoan dengan petunjuk jalan yang sangat informatif.

Telepon umum yang bagus dan dapat digunakan, tanpa corat-coret (grafiti), dan terawat. Sebagian taman nenawarkan alat olahraga gratis sehingga tak perlu jauh-jauh ke gym, melainkan cukup pergi ke taman saja. Selain itu, trotoar jalan yang lebar memudahkan bagi mereka pengguna sepeda atau pejalan kaki.

Transportasi umum yang murah, bahkan bagi para lansia dapat naik bus atau subway dengan gratis. Tak heran jika banyak kakek dan nenek yang akan dijumpai. Beroperasi dari pukul 5 pagi 00.00 malam atau lebih jika hari libur. Ditambah para petugas yang siap membantu kapan saja.

Internet dengan kecepatan tinggi juga ditawarkan di mana-mana. Tak heran jika hampir semua warga menggunakan smart phone dari yang kecil sampai orang tua.
Khusus warga Korea mereka bisa membelinya dengan harga yang murah. Rata-rata mengunakan 3G atau 4G.

Made in Korea sering kali hanya dijual untuk kebutuhan dalam negeri. Walaupun ada di tempat lain, namun dengan kadar kualitas yang berbeda sehingga mereka lebih mencintai produk dalam negeri. Produk luar negeri dijual dengan harga yang lebih mahal sehingga ekonomi dalam negeri bisa lebih ditingkatkan.

Untuk meminimalkan kesenjangan ekonomi, supermarket yang besar harus tutup dua hari dalam sebulan, biasanya pada minggu kedua dan terakhir untuk memberi kesempatan kepada market yang lebih kecil. Barang di supermarket juga terbilang lebih mahal dibandingkan dengan yang dijual di pasar tradisional.

Salah satu area di Hongdae
Kota yang ramah lingkungan, dengan taman dan hutan kota di mana-mana, bahkan sarana air bersih yang langsung bisa diminum juga tersedia.

Satu lagi yang terbilang cukup menarik adalah sistem perbankannya yang tidak mengenal bunga atau pemotongan. Jadi, bank hanya dijadikan tempat menabung. Terlebih lagi tingkat utang pemerintah Korea cukup rendah sehingga rakyatnya tidak menanggung utang negara.
Nah, semua ini saya harap dapat menginspirasi Indonesia, khususnya Aceh, untuk menjadi entitas yang lebih baik. Apalagi pemilu sudah semakin dekat. Mudah-mudahan banyak perubahan terjadi ke arah yang lebih baik setelah Pemilu 2014 ini, sehingga warga menjadi lebih aman, nyaman, dan sejahtera hidup di persada bumi Pertiwi ini. 

#Khiththati - Tulisan ini sudah di publikasikan di Koran Serambi Indonesia



Tidak ada komentar:

Posting Komentar