KALI ini saya ingin berbagi cerita tentang bagaimana
Pemerintah Korea Selatan (Korsel) membuat nyaman rakyatnya. Minimnya tingkat
kriminalilitas merupakan faktor yang mendukung kenyamanan tersebut. Seoul, ibu
kota Korsel, bisa dibilang merupakan kota yang termasuk paling aman di Asia.
Taman Kota di Dekat Sungai (Deajoen) |
Beraktivitas hingga tengah malam pun tak mengapa dan itu
bisa Anda lakukan, misalnya, dengan berjalan kaki menyusuri ruas-ruas jalannya.
Negara dengan kamera CCTV terbanyak di dunia ini pun mengondisikan sedemikian
rupa agar suasana di angkutan umum pun aman dan nyaman.
Pernah suatu hari seorang teman saya ketinggalan dompet
di stasiun subway (kerata api bawah tanah). Satu jam kemudian saat ia kembali,
ternyata dompet itu masih ada di tempat semua isinya utuh.
Pelayanan publik yang cepat, ini juga salah satu
kelebihan Korsel. Segala sesuatu dapat diurus dengan cepat. Bahkan bila dokumen
sudah selesai mereka bisa memilih agar dokumen tersebut diantar ke rumah dengan
biaya ringan. Tidak ada istilah uang jasa, uang kopi, uang minyak, atau “uang
adm” di sini.
Pertunjukan Jalanan mudah di temui |
Pengalaman saya mengurus perpanjangan visa di kantor
imigrasi hanya butuh waktu tiga jam dengan biaya yang sama seperti yang tertera
di website resmi mereka, asalkan semua syaratnya lengkap. Kalau di Indonesia mungkin akan ada banyak meja yang
harus dilewati dan mungkin juga banyak uang ekstra yang harus dikeluarkan
sehingga tak heran banyak orang asing yang memilih memperpanjang visa mereka di
Malaysia ketimbang di Jakarta.
Fasilitas publik yang banyak, bersih, dan ramah
lingkungan juga tersedia di seantero Korsel. Kita bisa menemukan toilet bersih
di mana-mana, baik di stasiun, taman, maupun pertokoan dengan petunjuk jalan
yang sangat informatif.
Telepon umum yang bagus dan dapat digunakan, tanpa
corat-coret (grafiti), dan terawat. Sebagian taman nenawarkan alat olahraga
gratis sehingga tak perlu jauh-jauh ke gym, melainkan cukup pergi ke taman
saja. Selain itu, trotoar jalan yang lebar memudahkan bagi mereka pengguna
sepeda atau pejalan kaki.
Transportasi umum yang murah, bahkan bagi para lansia
dapat naik bus atau subway dengan gratis. Tak heran jika banyak kakek dan nenek
yang akan dijumpai. Beroperasi dari pukul 5 pagi 00.00 malam atau lebih jika
hari libur. Ditambah para petugas yang siap membantu kapan saja.
Internet dengan kecepatan tinggi juga ditawarkan di
mana-mana. Tak heran jika hampir semua warga menggunakan smart phone dari yang
kecil sampai orang tua.
Khusus warga Korea mereka bisa membelinya dengan harga
yang murah. Rata-rata mengunakan 3G atau 4G.
Made in Korea sering kali hanya dijual untuk kebutuhan
dalam negeri. Walaupun ada di tempat lain, namun dengan kadar kualitas yang
berbeda sehingga mereka lebih mencintai produk dalam negeri. Produk luar negeri
dijual dengan harga yang lebih mahal sehingga ekonomi dalam negeri bisa lebih
ditingkatkan.
Untuk meminimalkan kesenjangan ekonomi, supermarket yang
besar harus tutup dua hari dalam sebulan, biasanya pada minggu kedua dan
terakhir untuk memberi kesempatan kepada market yang lebih kecil. Barang di
supermarket juga terbilang lebih mahal dibandingkan dengan yang dijual di pasar
tradisional.
Salah satu area di Hongdae |
Kota yang ramah lingkungan, dengan taman dan hutan kota
di mana-mana, bahkan sarana air bersih yang langsung bisa diminum juga
tersedia.
Satu lagi yang terbilang cukup menarik adalah sistem
perbankannya yang tidak mengenal bunga atau pemotongan. Jadi, bank hanya
dijadikan tempat menabung. Terlebih lagi tingkat utang pemerintah Korea cukup
rendah sehingga rakyatnya tidak menanggung utang negara.
Nah, semua ini saya harap dapat menginspirasi Indonesia,
khususnya Aceh, untuk menjadi entitas yang lebih baik. Apalagi pemilu sudah
semakin dekat. Mudah-mudahan banyak perubahan terjadi ke arah yang lebih baik
setelah Pemilu 2014 ini, sehingga warga menjadi lebih aman, nyaman, dan
sejahtera hidup di persada bumi Pertiwi ini.
#Khiththati - Tulisan ini sudah di publikasikan di Koran Serambi Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar