Jumat, 27 Juni 2014

Cara Warga Korea Selatan Melawan Lupa

Hari ini Tanggal 6 Juni 2014 suara sirine itu berbunyi selama satu menit di seluruh penjuru negeri di Korea Selatan, tak hanya itu bendera pun di naikkan setengah tiang. Hari ini tepat 59 tahun peringatan Korea Memorial Day. Sebenarnya tidak hanya Korea Selatan saja yang mempunyai memorial day beberapa negara lain juga memperingatinya. Di negeri Gingseng hari ini di dedikasikan untuk mengigat orang orang yang terbunuh selama perang Korea antara tahun 1950 -1953 yaitu perang saudara antara Korea Selatan dan Korea Utara.

President Park Geun-Hye juga memberi pidato nya di gedung The Seoul National Cemetery di Seoul serta banyak juga warga Korea yang datang untuk memberi penghormatan dan doa. Saya mendengar sirine satu menit di dalam kamar dengan penuh keheningan karena memang di harapkan selama satu menit ini seluruh warga berhenti beraktifitas dan berdoa.

Memorial Day merupakan hari libur nasional dan banyak warga yang memilih berpergian bersama keluarga salah satunya dengan mengunjugi taman atau museum. Salah satu cara yang di lakukan untuk memperigati hari bersejarah ini adalah dengan mengunjungi Museum Perang atau The War Memorial Of Korea. Seperti kebanyakan warga lain saya juga memilih untuk melihat museum parang terbesar di Korea Ini di tengah terik matahari musim panas tempat ini di padati banyak pengunjung.

Museum ini mempunyai tiga lantai yang memiliki banyak ruang pameran yang di rancang berbentuk pajangan, audio dan audio visual bahkan ada ruangan khusus untuk pengunjung untuk merasakan pengalaman menembak saat perang atau ruangan di mana para penunjung bisa merasa pengalaman di bom dengan pesawat F-15 yang di pakai selama perang dengan teknologi 3D selama 7 menit.

Museum yang mempunyai motto “ Telling the moving story of the people of Korea” juga mempunyai ruang terbuka untuk menampilkan berbagai pesawat tempur, Tank bahkan gambaran kapal perang. Bahkan museum ini mempunyai sejarah perang lengkap mulai dari masa kerajaan- kerajaan masa lalu, perang korea, pasukan korea yang di kirim sebagai pasukan penjaga keamanan PBB di negara lain sampai peristiwa di perbatasan dengan Korea Utara sampai tahun 2010. Bahkan hubungan dengan negara-negara yang telah membantu selama perperang terjadi.

Saya memasuki museum melalui pintu sebelah kiri, bau dupa berhamburan di udara dan bunga yang terletak di lantai ternyata lorong ini di peruntuhkan untuk mengigat mereka yang sudah meninggal selama perang ada ratusan nama terpajang di sepanjang lorong tercatat kapan dan dalam peristiwa apa.  

Diantara semua displays yang di pajang di dalam dan luar museum ada sebuah memorial patung sangat terkenal yang di beri nama the statue of brothers yang di maknai sebagai perlambang yang sering terlupakan dari perang. Patung ini adalah gambaran dari kisah nyata bagaimana dua saudara berperang yang satu membela Korea Utara dan yang lainnya membela Korea Selatan hingga mereka akhirnya saling berhadapan di area peperangan namun pelukan mereka seperti yang di patung mengambarkan cinta, perdamaian dan pengampunan. Kisah Ini sendiri telah di filmkan dengan judul Tae Guk Gi: The Brotherhood of War pada tahun 2004.

Ruang An Entirely New War juga penuh kenangan, di tempat ini kita dapat mendengar cerita seorang kakek tentang peristiwa yang dialaminya beberapa puluh tahun lalu saat ia berusia 20 tahun berperang dalam musim dingin buruk dan mengungsi dengan melintasi sungai Han yang membeku, dengan tampilan 3D kisah itu memperlihatkan bagaimana buruknya perang dan betapa tidak enaknya terusir dari rumah secara paksa. Di buat dengan bahasa ringan seperti percakapan kakek dan cucunya membuat banyak orang tersentuh mendengar dan melihatnya seperti beberapa orang di samping saya.

Banyak yang buruk yang terjadi karena perang juga menjadi pesan tersendiri, bagaimana banyak saudara yang tiba-tiba terpisah dan sampai sekarang tidak dapat bertemu. Museum ini merupakan cara orang Korea melawan lupa apa yang telah terjadi pada mereka dan juga untuk melihat kebelakang untuk refleksi dan melihat apa yang salah. Aceh juga mempunyai Museum HAM jika itu di kelola dengan baik tentu saja bisa menjadi aset tak hanya untuk wisata namun telebih penting untuk belajar dari masa lalu.

Sebagimana hebatnya angkatan perang namun perang selalu menimbulkan kesedihan. Mengutip kata-kata kakek di Ruang An Entirely “Kami dulu pernah terusir dan terpisah jangan sampai kalian di masa sekarang juga merasakan hal yang sama”.


Khiththati, Belajar Bahasa Korea Di Sogang University Korea Selatan (Tulisan Ini Telah Di Publikasikan Di Koran Serambi Indonesia)

1 komentar:

  1. hai salam kenal, kamu pernah belajar di Geumgang university ya? abis itu lanjut ke sogang university? gimana cara lanjut di sogang? di sogang ada beasiswa?

    BalasHapus