Tiga jam selepas pelaksanaan Shalat Idul Adha
halaman mesjid Tungkop kembali ramai walaupun tidak sebanyak paginya. Para
pemuda dan beberapa tetua kampung sudah sibuk dengan tugasnya sendiri. Seperti
kebiasaan setiap hari raya qurban, setelah sejenak bersilaturahmi mereka
kembali ke mesjid untuk menyembelih sapi. Kali ini jumlah binatang qurban yang
terkumpul lebih banyak sehingga menurut Muhammad Aiyub selaku sekertaris
panitia jumlah penerima atau Mustahik
dan daging yang diterima lebih banyak.
Sebelum memasuki bulan Zulhijjah panitia qurban
sibuk mengungumpilkan para penyumbang mengingat kondisi ekonomi masyarakat yang
tidak semuanya mampun untuk membeli sapi namun berkeingian untuk menyumbang
sehingga sudah beberapa tahun kebelakan cara meuripee dilakukan. Meuripee
adalah kegiatan mengumpulkan uang bersama dengan cara ripee, yaitu satu kampung
membuat musyawarah di meunasah untuk menentukan berapa uang yang akan
dikumpulkan untuk membeli lembu. Uang inilah yang disebut ripee. Kegiatan
meuripee sering dilaksanakan jika akan dilakukan kenduri besar di kampong.
Muhammad Aiyub sekertaris panitia qurban gampong
Tungkop mengatakan bahwa cara qurban yang tersedia tidak dapat dibagiakan
kepada seluruh fakir miskin dan anak yatim seluruh kampung. Cara ini juga mempermudah karena uang yang dikumpulkan tidak
begitu besar dan banyak yang mengatakan kesanggupan satu lembu akan di ripee
oleh tujuh orang.
Hadist yang diriwayatkan Muslim, Abu Daud dan
Tirmidzi, dari Jabir ra berkata, “Kami menyembelih kurban bersama Nabi saw di
Hudaibiyyah seekor unta untuk tujuh orang, begitu juga sapi (kerbau).” Sehingga
qurban berupa lembu atau sapi dapat dilakukan dengan mengabungkan uang bersama
sebanyak tujuh orang.
Selain
Meuripee di gampong, banyak lembaga amal yang juga sudah mempromosikan cara
berbagi qurban dengan masyarakat yang lebih luas salah satunya adalah Rumah
Zakat. lembaga zakat ini memperkenalkan program “superqurban bahagia berbagi
sepanjang tahun” dengan cara seperti ini yang ingin berkurban cukup mengirimkan
uang ke nomor rekening yang sudah ditentukan lalu hasil qurban tersebut akan di
olah menjadi kornet yang dapat dibagikan kepada yang membutuhkan dengan jarak
yang jauh sekalipun.
Riadhi Branch Manager Rumah Zakat Aceh mengatatakan
kelebihan kornet qurban ini dapat disimpan sepanjang tahun sehingga bisa
dibagikan kepada masyarakat yang terkena bencana, tinggal diperbatasan, pulau
terluar hingga keluar negeri. “nantinya yang menyumbang juga bisa mengambil dan
membagikannya sendiri dan ini tidak
diperjual belikan” Tegasnya.
Pada tahun 2015 Rumah Zakat menyediakan stok 3500
kambing dan 1500 lembu untuk seluruh Indonesia yang dikandangkan di Sumbawa,
Probolinggo Jawa Timur. “kita masih terus berkampanye untuk cara baru ini, di
Aceh sendiri masih belum banyak yang menyumbang dengan cara seperti ini,
nantinya paket kornet ini bisa tetap dinikmati meskipun Idul Adha sudah lewat
sehingga juga bisa untuk kampanye pemeliharaan gizi masyarakat dan ini juga
sesuai dengan syariah”tambah Riadhi lagi.
Dari Hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim
dari Aisyah RA, beliau berkata dahulu kami biasa mengasinkan (mengawetkan)
daging qurban sehingga kami membawanya ke Madinah, tiba tiba Nabi SAW bersabda
“Janganlah kalian menghabiskan daging Udhiyyah (qurban) hanya dalam waktu tiga
hari.
Rumah Zakat mengolah satu ekor kambing seharga Rp,
2.150.000 menjadi 40 kaleng kornet, satu ekor sapi yang uangnya dikumpulkan
oleh tujuh orang masing masing mendapat 50 kaleng dan satu ekor sapi
mendapatkan hasil 350 kaleng kornet. “ini adalah alternatif agar semua dapat
menikmati daging qurban karena yang segar tidak mungkin dapat disimpan lama dan
dibawa hingga jauh”sambung Riadhi lagi.
Prof.Dr. Muslim Ibrahim Wakil ketua MPU Aceh
mengatakan yang paling penting dalam ibadah qurban adalah bagaimana proses
penyembelihan hewan tersebut harus dilakukan pada hari yang sudah ditentukan
bukan kapan makannya, bahkan pemerintah Saudi Arabia menyediakan tiga pesawat
khusus pengangkut kaleng kaleng daging qurban ini untuk masyarakat muslim
seluruh dunia. “selama hewan qurban itu mencukupi syarat tidak masalah.”
Menurut Muslim Ibrahim memang disunahkan untuk
melihat sendiri bagaimana proses pemotongan namun ketika sudah diwakilkan
kepada lembaga yang terpercaya dengan cara mengirimkan uang juga tidak mengapa.
Hasil daging ini nantinya yang paling di bagi menjadi tiga bagian kepada
mustahik sepertiga pertama untuk fakir niskin kemudian untuk keluarga dan yang
terakhir untuk siapa saja yang ingin kita berikan apakah orang kampung, kerabat
atau lainnya.
“Itukan belajar berqurban jadi tidak ada masalah dan
itu juga bermamfaat untuk orang lain ketika orang beribadah haji maka kita
disini melaksanakan qurban” Jawab dosen UIN Ar-Raniry ini saat ditanya tentang
mengumpulkan uang qurban untuk anak anak sekolah. “yang tidak kalah penting
ketika memasak daging jangan lupa dicuci bersih jangan tergoda oleh iklan dan
tidak boleh disimpan didekat kubangan darah” tambahnya lagi. [Khiththati]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar