Hari itu minggu tanggal 27 July semuanya masih
tampak sama muslim di korea masih menunggu pengumuman tentang kabar datangnya
Idul Fitri padahal waktu berbuka puasa hampir dua jam berlalu. Tepat Setelah
Shalat insya selesai di Seoul Central Mosque atau yang lebih dikenal dengan
Mesjid Itaewon pada pukul setengah 10 malam Perayaan Idul Fitri yang jatuh keesokan
harinya di umumkan oleh KMF (Korean Muslim Fondation) dan pelaksanaan Shalat
Ied akan di laksanakan tepat pada pukul 10 pagi.
Foto Bersama Setelah Shalat Idul Fitri |
Hampir sama seperti sebulan yang lalu KMF baru
menetapkan hari pertama Ramadhan setelah mendapat hasil Musyawarah dari dewan
Ulama di Malaysia. Muslim Korea memang tidak banyak hanya 1 persen dari
penduduk korea namun banyak yang
menghiasi wajah muslim Korea kebanyakan dari mereka adalah para pendatang
muslim baik pekerja maupun pelajar bahkan beberapa dari mereka menetap dan
menikah dengan warga asli Korea. Sehingga untuk urusan keagaman disini sangat
beragam dan KMF bekerja sama dengan ulama yang ada di malaysia termasuk dalam
pemberian sertifikat makanan halal.
Makanan Berbuka Hari Pertama Bersama Timun kerok ala Aceh |
Jadwal Puasa Dari KMF |
Belum lagi tidak ada makanan berbuka puasa khas Aceh
seperti timun kerok, putu dan lainnya namun beruntung saya bekerja part time di
salah satu restoran halal di Itaewon sehingga untuk berbuka dan bungkusan
makanan untuk sahur saya menghemat, bahkan setiap hari sang koki walaupun bukan
muslim selalu menyediakan makanan berbuka untuk saya. Ketika bertemu sesama
muslim mereka akan berkata “ Ramadhan Kareem Sister”.
Buka Puasa Ala Indonesia |
Sahur disini berakhir hampir pukul setengah 4 pagi
setiap harinya dan magrib baru datang menjelang pukul delapan malam. Mesjid
Itaewon menyediakan buka puasa bersama setiap harinya dari para donatur muslim
dengan perserta 300 sampai 400 orang dan untuk akhir pekan mencapai seribu
sampai dua ribu orang yang datang dari seluruh penjuru Korea, Mesjid ini adalah
yang terbesar di Korea. Sedangkan di kedutaan besa Indonesia Buka puasa bersama
selalu di laksanakan pada hari sabtu.
Buka Puasa Ala Restoran India bersama Timun Kerok |
Shalat Tarawih dilaksanakan pada pukul 10 malam
namun saya sangat jarang bertarawih di Mesjid karena lamanya waktu dan terbatasnya
pengetahuan tentang alat transportasi
lain selain Subway. Pernah satu malam selepas tarawih saya berhasil mengejar
kereta terakhir namun berhenti jauh dari kos sehingga malam itu saya harus
berjalan lebih dari satu jam di tengah malam untuk pulang namun karena ini
Korea tentu saja sangat aman.
Ketika mulai Ramdahan banyak yang bertanya karena
ketidak tahuan mereka tentang ibadah puasa “Kenapa kamu tidak makan”? “Apa kamu
tidak akan mati kalau berpuasa sebulan”? “Berarti kalau minum bolehkan” sambil
menawarkan minum. Ada juga yang bertanya “pasti saat kecil kalau disuruh puasa
Menangis ya”? dalam pengertian mereka bahwa ibadah ramdahan selama sebulan maka
selama itu pula tidak di perbolehkan makan.
Saat Ramadhan berakhir banyak teman yang berkata “ Wah bahagianya sekarang sudah bisa makan lagi”. Hampir semua pertanyaan di
jawab dengan senyum dan saya selalu berkata Tidak apa apa dan sebenarnya muslim
selalu senang dengan Ramdhan begitu juga saya.
Makan Rendang Dan Opor Ayam :) |
Saat Idul Fitri tiba maka keragaman dan tolerasi akan
lebih terlihat disini. Pagi hari Islamic Street sudah penuh dan para polisi pun
bersiaga untuk mengamankan pelaksanaan Shalat. Panitia terlihat sibuk
menyiapkan lokasi dan makanan yang akan di bagi Selepas Shalat. Anak- anak
kecil dengan berbagai perpaduan wajah mudah untuk di temui pada shaf perempuan
terlihat para mualaf wanita memakai baju Shilwar yang menandakan kebanyakan
suami mereka datang dari India atau Pakistan.
Semuanya menyambut Idul fitri dengan gembira
walaupun jauh dari kampung halaman. Ini idul fitri yang paling beragam dalam
hidup saya. Selepas dari mesjid perayaan Idul fitripun tak terlihat lagi namun
Islamic Street tetap ramai mereka beramai ramai singah dan makan di restoran
halal yang banyak terletak disitu.
Islamic Street Di hari Raya |
Hari itu walaupun tanpa Timpan, Sie Reboh dan
keluarga saya juga bersuka menyambut idul fitri dengan sesama saudara di
perantauan dan sore harinya saya di undang oleh salah satu keluarga Indonesia
di Korea untuk bersilaturahmi. Akhirnya saya tetap makan lontong juga di Idul
Fitri kali ini.
Tetap ada lontong dong :) |
Waaaah...berpuasa dan hari raya di kampung orang emang menyenangkan ya. Meski banyak sedih-sedihnya juga. Hahaha...
BalasHapusEmang bener aman ya di Korea? ga ada kriminal gitu? *penasaran*
koolll
BalasHapusMakasih :)
BalasHapusKorea aman Kok :)
BalasHapus