Kamis, 15 September 2016

Berkurban, Berbagi Kebaikan

Tiga jam selepas pelaksanaan Shalat Idul Adha halaman mesjid Tungkop kembali ramai walaupun tidak sebanyak paginya. Para pemuda dan beberapa tetua kampung sudah sibuk dengan tugasnya sendiri. Seperti kebiasaan setiap hari raya qurban, setelah sejenak bersilaturahmi mereka kembali ke mesjid untuk menyembelih sapi. Kali ini jumlah binatang qurban yang terkumpul lebih banyak sehingga menurut Muhammad Aiyub selaku sekertaris panitia jumlah penerima  atau Mustahik dan daging yang diterima lebih banyak.

Sebelum memasuki bulan Zulhijjah panitia qurban sibuk mengungumpilkan para penyumbang mengingat kondisi ekonomi masyarakat yang tidak semuanya mampun untuk membeli sapi namun berkeingian untuk menyumbang sehingga sudah beberapa tahun kebelakan cara meuripee dilakukan. Meuripee adalah kegiatan mengumpulkan uang bersama dengan cara ripee, yaitu satu kampung membuat musyawarah di meunasah untuk menentukan berapa uang yang akan dikumpulkan untuk membeli lembu. Uang inilah yang disebut ripee. Kegiatan meuripee sering dilaksanakan jika akan dilakukan kenduri besar di kampong.

Muhammad Aiyub sekertaris panitia qurban gampong Tungkop mengatakan bahwa cara qurban yang tersedia tidak dapat dibagiakan kepada seluruh fakir miskin dan anak yatim seluruh kampung. Cara ini juga  mempermudah karena uang yang dikumpulkan tidak begitu besar dan banyak yang mengatakan kesanggupan satu lembu akan di ripee oleh tujuh orang.

Hadist yang diriwayatkan Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi, dari Jabir ra berkata, “Kami menyembelih kurban bersama Nabi saw di Hudaibiyyah seekor unta untuk tujuh orang, begitu juga sapi (kerbau).” Sehingga qurban berupa lembu atau sapi dapat dilakukan dengan mengabungkan uang bersama sebanyak tujuh orang.

Selain Meuripee di gampong, banyak lembaga amal yang juga sudah mempromosikan cara berbagi qurban dengan masyarakat yang lebih luas salah satunya adalah Rumah Zakat. lembaga zakat ini memperkenalkan program “superqurban bahagia berbagi sepanjang tahun” dengan cara seperti ini yang ingin berkurban cukup mengirimkan uang ke nomor rekening yang sudah ditentukan lalu hasil qurban tersebut akan di olah menjadi kornet yang dapat dibagikan kepada yang membutuhkan dengan jarak yang jauh sekalipun.

Riadhi Branch Manager Rumah Zakat Aceh mengatatakan kelebihan kornet qurban ini dapat disimpan sepanjang tahun sehingga bisa dibagikan kepada masyarakat yang terkena bencana, tinggal diperbatasan, pulau terluar hingga keluar negeri. “nantinya yang menyumbang juga bisa mengambil dan membagikannya sendiri  dan ini tidak diperjual belikan” Tegasnya.

Pada tahun 2015 Rumah Zakat menyediakan stok 3500 kambing dan 1500 lembu untuk seluruh Indonesia yang dikandangkan di Sumbawa, Probolinggo Jawa Timur. “kita masih terus berkampanye untuk cara baru ini, di Aceh sendiri masih belum banyak yang menyumbang dengan cara seperti ini, nantinya paket kornet ini bisa tetap dinikmati meskipun Idul Adha sudah lewat sehingga juga bisa untuk kampanye pemeliharaan gizi masyarakat dan ini juga sesuai dengan syariah”tambah Riadhi lagi.

Dari Hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim dari Aisyah RA, beliau berkata dahulu kami biasa mengasinkan (mengawetkan) daging qurban sehingga kami membawanya ke Madinah, tiba tiba Nabi SAW bersabda “Janganlah kalian menghabiskan daging Udhiyyah (qurban) hanya dalam waktu tiga hari.

Rumah Zakat mengolah satu ekor kambing seharga Rp, 2.150.000 menjadi 40 kaleng kornet, satu ekor sapi yang uangnya dikumpulkan oleh tujuh orang masing masing mendapat 50 kaleng dan satu ekor sapi mendapatkan hasil 350 kaleng kornet. “ini adalah alternatif agar semua dapat menikmati daging qurban karena yang segar tidak mungkin dapat disimpan lama dan dibawa hingga jauh”sambung Riadhi lagi.

Prof.Dr. Muslim Ibrahim Wakil ketua MPU Aceh mengatakan yang paling penting dalam ibadah qurban adalah bagaimana proses penyembelihan hewan tersebut harus dilakukan pada hari yang sudah ditentukan bukan kapan makannya, bahkan pemerintah Saudi Arabia menyediakan tiga pesawat khusus pengangkut kaleng kaleng daging qurban ini untuk masyarakat muslim seluruh dunia. “selama hewan qurban itu mencukupi syarat tidak masalah.”

Menurut Muslim Ibrahim memang disunahkan untuk melihat sendiri bagaimana proses pemotongan namun ketika sudah diwakilkan kepada lembaga yang terpercaya dengan cara mengirimkan uang juga tidak mengapa. Hasil daging ini nantinya yang paling di bagi menjadi tiga bagian kepada mustahik sepertiga pertama untuk fakir niskin kemudian untuk keluarga dan yang terakhir untuk siapa saja yang ingin kita berikan apakah orang kampung, kerabat atau lainnya.

“Itukan belajar berqurban jadi tidak ada masalah dan itu juga bermamfaat untuk orang lain ketika orang beribadah haji maka kita disini melaksanakan qurban” Jawab dosen UIN Ar-Raniry ini saat ditanya tentang mengumpulkan uang qurban untuk anak anak sekolah. “yang tidak kalah penting ketika memasak daging jangan lupa dicuci bersih jangan tergoda oleh iklan dan tidak boleh disimpan didekat kubangan darah” tambahnya lagi. [Khiththati]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar