Kamis, 25 Desember 2014

Menikmati Baekje Festival [Reportase]

Panen festival itu mungkin ungkapan yang cocok untuk menggambarkan banyaknya acara hiburan rakyat menjelang pergantian musim di Korea Selatan. Salah satu nya yang sayang untuk di lewatkan adalah Baekje Cultural Festival. Acara yang di gelar dari 28 Sepetember hingga 6 Oktober 2013 ini meliputi dua kota kecil di Chungcheongnam-do yaitu Gongju-si dan Buyeo-gun,  mengambil Tema The World Of Gilt Bronze Incense Burners pada perayaannya yang ke 59 pada tahun ini. Kegiatan ini merupakan salah satu yang terbesar dan merupakan festival nasional di Korea Selatan yang di gelar setiap tahunnya.

Bersama Ita, Aitana dan Leinley


Pada awal tahun masehi terdapat tiga kerajaan besar yang mendominasi daratan korea adalah Goguryeo , Baekje dan Silla. Kerajaan Baekje sendiri memberikan pengaruh yang mendalam bagi penyebaran Kebudayaan China Ke jepang dan megadaptasi Budha sebagai agama negara. Terdesak dan akhirnya mendirikan ibu kota baru di dekat sungai Geumgang Selama 63 tahun , Ungjin (saat hari Gongju) mempunyai perkembangan yang cukup pesat mempunyai istana yang megah dan juga temple-temple yang indah namun untuk alasan politik di akhir periodenya ibu kota kerajaan di pindahkan ke Buyeo.

Welcome to Beakje Festival


Jalan jalan ke Gongju dapat di tempuh kurang lebih 2 jam dari Seoul Ibu Kota Korea selatan namun saya menempuh perjalanan dari kota terdekat yaitu Nonsan hanya memakan waktu 30 menit dan turun tepat di pasar tradisional Gongju. ada banyak hal yang berkaitan dengan sejarah yang bisa anda dapatkan disini terlebih ketika Baekje Festival berlangsung  namun karena keterbatasan waktu berkunjung, saya akan membagi informasi beberapa tempat untuk di kunjungi dalam waktu singkat.

Lambang Kerajaan Beakje


Benteng Gongsanseong

Didepan Benteng

Benteng ini merupakan salah satu pertanda kejayaan kerajaan Beakje di masa lalu, di perlukan waktu kurang lebih 2 jam untuk mengelilingi seluruh area yang luasnya mencapai 2,5 kilometer dengan berjalan kaki. Benteng yang di bangun dekat dengan sungai Geumgang (salah satu sungai paling terkenal di Korea) adalah pusat kota masa lalu dan dapat menikmati pemandangan kota baru, untuk masuk kita harus membayar tiket namun dalam rangka festival anda tak perlu melakukannya. Saat berjalan jalan di dalam benteng anda akan menemukan beberapa pavilion dan sebuat temple penuh ukiran khasnya Korea. Untuk fasilitas publik jangan khawatir karena ada beberapa toilet dan tempat untuk mengisi air di tempatkan di beberapa area.


Ayo Keliling Benteng naik keatas

Persiapan Pertunjukan

Kota Gonju dari atas

Pemandangan dari Benteng

Tempat penampungan air zaman dahulu

Setelah keliling Bentang kelihatan Sungai Geumgang

Tak ingin berkeliling anda bisa menyaksikan upacara pergantian pengawal gerbang benteng, prosesnya akan di pandu oleh seorang narator dan pukulan gong, acara ini berlangsung setiap sabtu dan mingu selama 15 menit dari bulan april sampai oktober setiap jam 11 siang dan 4 sore namun untuk bulan juli dan agustus tidak di laksanakan. Selain itu anda juga bisa mencoba berpose dengan mengunakan pakaian raja, ratu dan para jenderal, baju ini sedikit berbeda dengan Hanbok (Pakaian Tradisional Korea). Tidak hanya itu kita juga bisa mencoba berbagai permainan tradisional seperti memahan, mencoba membuat beberapa kerajinan dari tanah liat dan menumbuk padi. Menurut buku petunjuk turis benteng ini digunakan oleh Raja Munjuwang yang berkuasa pada tahun 475 - 477 untuk mempertahankan wilayahnya.


Atraksi para pengawal

Lentera Harapan

Ternyata Korea Juga punya Jingkhee ini ada di pameran masa lalunya

Haus Siap keliling silahkan minum



Tomb Of King Muryeong

Tak jauh dari benteng anda akan menemukan peninggalan kejayaan lain dari kerajaan Baekje adalah Tomb Of King Muryeong atau lebih di kenal dengan Songsan ri Tomb No 7 adalah sebuah bukit pemakaman kuno dari raja dan istrinya yang memerintah Kerajaan Baekje dari tahun 501 sampai tahun 523 masehi, setelah di teliti dan di kumpulkan ada 7 makam di area ini. Makam ini tak sengaja di temukan ketika proses pembuatan saluran air pada tahun 1971, tampak dari luar seperti gundukan tanah, makam ini di buat dari batu bata berwarna hitam dan kekuningan yang memiliki beberapa motif. Penemuan makam kono ini secara utuh menjadi salah satu penemuan arkeologi di Korea sekaligus menjadi bahan penting untuk mempelajari Kerajaan Baekje dan telah di masukkan kedalam Korea Historic Site No 13 dan juga terdaftar dalam daftar sementara Situs Warisan Dunia. Dari dalam makam di temukan 2.906 benda termasuk dua pasang mahkota kerajaan yang di gunakan oleh raja dan ratu dan dua epigraf batu berisi prasasti berharga dan tanggal serta peti tempat jenazah.  Nama beserta umur raja dan ratu dan tanggal kematian dan penguburan mereka, jarang di temuka untuk makam makam kuno Korea.

Perhiasan yang temukan dalam makam Tua


Makam Tua yang berhasil di gali

Kondisi Di atas makam

enaknya wisata kalau selalu ada papan petunjuknya

Tomb of King Muryeong ini di buka setiap hari  dari jam 9 pagi sampai 6 sore dan hanya di tutup ketika libur tahun baru dan Chuseok day. Selain bisa melihat berbagai peninggalan sejarah, juga ada film serta animasi yang di buat untuk membuat pengunjung lebih memahami serta di lengkapi dengan Exhibit Story, Arena Learning berbasis information search system dan multimedia tour guide system.


Gongju Nasional Museum

Masih dalam area Tomb Of King Muryeong berjalan sekitar 600 meter kita akan menemukan bangunan di balik pepohonan yang lebat. Di dalam museum terlihat banyak anak-anak dan para guru yang sedang memandu menjelaskan sejarah kerajaan.  Di tempat ini sendiri di pamerkan berbagai peninggalan Beakje, ada  4.600 artefak dari 108 jenis yang ditempatkan di sini. museum ini dibuka pada tanggal 1 Oktober 1940, sejarah panjang memungkinkan museum untuk mengumpulkan dan menunjukkan banyak artefak penting dinasti Baekje. Termasuk yang di pamerkan adalah berbagai peningglan emas, perak, gigi ratu (ini sangat unik) dan pahatan hewan penjaga makam (untuk menjaga dari roh jahat). Museum dibuka setiap hari kecuali hari senin ( Hampir seluruh Museum di Korea tutup pada hari senin) dan anda bisa berkeliling gratis.


Liburan? anak-anak akan diajak orang tuanya bermain di museum
Peta Kuno

Bahan Bangunan kerajaan

Salah satu buku yang disimpan di museum


Hannok Village

Sekitar 600 meter berjalan kaki anda akan menemukan perumahan tradisional Korea atau Hannok. Rumah berdempetan dengan ukiran dan arsitektur tua sangat menarik, anda juga bisa bepose di beberapa titik yang disarankan. Desa mungil ini sendiri memiliki 6 Hannok dengan 37 kamar serta di lengkapi dengan area perkemahan. Tertarik mencoba masakan tradisional disini juga tersedia berbagai hidangan jika anda ingin bermalam di Gongju tempat ini bisa menjadi pilihan.


Rumah Tradisional Korea
Senja menjelma itu artinya perjalanan wisata sejarah di Gongju harus berakhir, namun jangan khawatir festival Baekje masih berlangsung, kini sungai Geumgang di sekitar benteng di penuhi cahaya di panggung utama berbagai pertunjukan sudah di persiapkan, berjalan kaki menuju panggung utama memberikan kesempatan bagi anda yang ingin menikmati jajan kaki lima dan mengicip kacang khas daerah setempat. Ingin mengetahui lebih banyak tentang wisata anda dapat singgah di bagian informasi di dekat benteng.


Senja di Hanok Village

Kayu Untuk Pembakaran

Tampak Depan


Tidak bisa mengunjungi Gongju selama Baekje festival berlangsung? Jangan khawatir anda masih bisa mengunjunginya ketika Cherry Blossom Festival setiap bulan April. Selamat Treveling. 


Sampai Jumpa

2 komentar:

  1. Nice Tatia. fotonya kecil-kecil tapi, jadi kurang puas dipelototin, xixixiiii

    BalasHapus
  2. Kameranya cuma 2 Mega kak eki hehehehhehee

    BalasHapus