Selasa, 04 Maret 2014

Bulliying

Kenapa kita harus peduli tentang Bulliying? Karena banyak yang menganggap ini keren, Asik dan terus di coba, beberapa orang tidak peduli karena memang efeknya tidak hanya terasa oleh fisik melainkan juga oleh hati. Nah kalau sudah berbicara tentang luka hati itu obatnya lebih susah dari luka lainnya bahkan bisa saja di bawa sampai kapan pun.


Beberapa juga tidak peduli karena memang tidak mengetahui tentang hal yang satu ini atau membiarkan saja karena buka urusannya. Bullying adalah tindakan di mana satu orang atau lebih mencoba untuk menyakiti atau mengontrol orang lain dengan cara kekerasan.

Ada 3 jenis dari Bulliying ini Secara umum:

Fisik ; jenis ini menyerang langsung fisik si korban dengan meninggalkan luka, atau bekas lainnya. Bisa saja dengan cara memukul, menampar atau kekerasan fisik lainnya.

Verbal ; jenis ini memang tidak melukai fisik tapi menyakiti hati. Contohnya mengejek si korban atau keluarganya, mencemooh kondisi tubuh dan lainnya. (memang benar apa yang di katakan bahwa lidah lebih tajam dari silet-hohoho, makanya di jaga jangan nyakitin orang lain).

Psikologis ; yang tidak kalah menyakitkan. Efeknya langsung menyerang batin si korban. Seperti memfitnah, meyebarkan gosip, mempermalukan korban di depan umum, dan menolak si korban. (Saya pernah mengalaminya sebelum tau bahwa itu Bulli- rasanya sakit mungkin sampai sekarang).

Bullying ternyata juga bisa menurunkan tingkat kecerdasan dan kemampuan analisis mereka yang menjadi korban terutama disekolah bahkan banyak kasus yang berakhir dengan bunuh diri. Prilaku ini juga berhubungan dengan meningkatnya tingkat depresi, agresi pada korban.



Saya sendiri pernah mengalami yang namanya Bulliying dan rasanya itu susah di gambarkan. Pertama saya mengalaminya saat berada di sekolah dasar dan itu cerita lama sekali hampir 18 tahun yang lalu efeknya sampai sekarang masih terasa saya nggak bisa MATEMATIKA (ini cerita lama jadi nggak perlu di ingat). Beruntung waktu itu saya punya kegiatan lain selain sekolah dan jam sekolahnya tidak panjang seperti sekarang.

Kejadian selanjutnya adalah beberapa tahun yang lalu (sudah dimaafkan tapi tidak untuk di lupakan –hohoho) tiba-tiba saya di jauhi oleh beberapa teman dekat saya tanpa ternyata eh ternyata ada yang komporin hehehehe (saya juga tau apa yang di bicarakan mereka) dan setahun setelah itu saya tau siapa orangnya. Efeknya menginap rumah sakit karena luka Lambung kata dokter karena TERLALU STRESS dan takut untuk memulai berteman dengan orang baru.



Saya tidak pernah menceritakan masalah ini pada orang tua untuk menjaga silaturrahmi (Karena mereka juga kenal dekat – terlebih saya sudah memaafkannya dan cukuplah saya tau ternyata ada orang seperti itu). Namun dalam banyak kasus harusnya guru dan orang tua lebih perhatiaan untuk masalah ini.

Kenapa mereka membully? Ada dua kemungkinan pertama karena mereka mendapat kepuasan dengan melakukan hal tersebut merasa keren, kuat atau lainnya, kedua karena mereka IRI (nah ini penyakit hati juga) kelebihan target bullying mereka, mereka merasa terancam dengan kehadiran seseorang yang lebih cantik, lebih pintar dari mereka. Atau sebenarnya mereka memiliki masalah yang menyebabkan mereka menindas untuk menyalurkan amarah mereka kepada orang lain. Mereka tidak tahu apa dampak perbuatan bullyingnya terhadap para korban mereka. Sehingga mereka tidak merasa bersalah atas perbuatannya (Ini saya dapat setelah membaca majalah KawanKu).



Bukan hanya korban yang mendapat kan efek tapi juga si pelaku. Menurut survey kebanyakan besar dari orang yang dulunya penyiksa dimasa sekolah akan melakukan tindakan kriminal saat dewasa. Mereka juga akan kesulitan menjalin hubungan pertemanan dengan teman sekolahnya. Begitu mereka dewasa nanti mereka juga akan sulit beradaptasi dengan teman-teman kerjanya karena ia terbiasa mengontrol orang lain.

Karena tuntutan zaman juga sekarang ada yang namanya Cyber Bullying atau Bully yang di lakukan di Media Massa (akan di bahasa di topik berikutnya- hehehe).

Nah Kalau begitu say #Stop Bullying dari sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar