Rabu, 26 Maret 2014

Wajib Militer Ala Korea Selatan

KOREA Selatan (Korsel) merupakan salah satu dari beberapa negara yang masih mempertahankan wajib militer (wamil) bagi warga negaranya, khususnya laki-laki. Mereka wajib menjalankan tugas militer selama dua tahun.

Ada negara tetangga Indonesia yang juga mengharuskan wamil, yakni Singapura dan Vietnam. Namun, wamil di Singapura hanya setahun, sedangkan di Vietnam para lelakinya boleh memilih ingin bergabung atau tidak. Namun, untuk laki-laki Korsel mereka tak punya pilihan karena sifatnya wajib.

Saya punya teman yang sekarang sedang bertugas sebagai military service dan akan ada satu teman lagi yang akan ikut program serupa tahun ini. Nah, semua pria yang sudah cukup umur atau berusia 18 tahun ke atas akan mendapat panggilan melalui surat untuk melaporkan kesiapannya ikut wamil. Surat itu akan datang tiga kali. Respons untuk panggilan pertama dan kedua masih bisa ditunda, tapi tidak untuk panggilan terakhir.

Tentu saja regulasi ini dibuat dengan sangat jelas dan tegas, tapi tetap dengan pengecualian beberapa orang boleh tidak mengikutinya setelah diinvestigasi bahwa mereka memang tidak dapat melaksanakan tugas ini. Tidak ada yang bisa menolak bahkan artis sekalipun contohnya tahun 2004 publik di Korsel dikejutkan oleh terbukanya hasil investigasi bahwa dua aktor kenamaan memanipulasi hasil pemeriksaan kesehatan agar lolos dari kewajiban militer. Namun, karena skandal tersebut pada tahun itu juga mereka harus melakukan tugas sebagai tentara aktif.

Kenapa tugas ini begitu menakutkan? Teman saya bercerita, mereka benar-benar akan di karantina selama dua tahun dan benar-benar berhenti melakukan kegiatan yang lain seperti kuliah, kerja, dan kalau artis berarti tidak boleh tampil di televisi selama periode itu juga. Namun, mereka akan diberi kemudahan oleh pihak kampus atau tempat bekerja sehingga setelah cuti selama dua tahun mereka bisa melanjutkannya kembali tanpa ada yang dirugikan. Artis terkadang memang lebih susah karena panggilan itu bisa datang pada saat mereka sedang tenar. Namun, tak boleh ada yang melanggar. Jika melanggar, sanksinya mereka harus mengulang kewajiban yang satu ini. Contohnya saja Psy, penyanyi yang terkenal dengan single Gangnam Style ini wajib mengulang tugasnya sebagai tentara aktif karena terbukti tampil di televisi kala itu.

Tak hanya itu, mereka benar-benar tidak dapat berkomunikasi dengan bebas ketika berada dalam posisi tentara aktif sehingga banyak yang kemudian putus hubungannya dengan lawan jenis, mereka bahkan tak boleh aktif di media sosial.
Ada empat kategori wamil di Korsel. Tingkat pertama adalah tentara aktif apakah itu angkatan darat, laut, dan udara atau ikut militer Amerika untuk ditempatkan di perbatasan. Golongan kedua adalah mereka yang masih akan bekerja di instalasi militer. Golongan ketiga, mereka yang akan menjadi petugas untuk membantu orang di subway station, kantor polisi, kantor pemadam kebakaran, ataupun lainnya. Nah, kabarnya, yang paling enak adalah golongan terakhir, yakni mereka yang dengan keahlian tertentu akan bekerja di kantor pemerintah sebagai pegawai negeri sipil.

Namun, tidak ada yang bisa memilih ingin masuk golongan apa. Semuanya melewati tes. Keputusan terakhir akan diambil setelah tes kesehatan selesai. Contohnya teman saya, dia menjadi wamil pada golongan tiga karena setelah melewati semua persyaratan ia gagal menjadi tentara aktif karena terlalu kurus dan punya masalah tulang. Tapi semuanya harus tetap melewati pelatihan selama lima minggu di pangkalan militer yang ditunjuk, baru setelah itu menjalankan tugas military service.

Kalau bicara masalah wamil di Korsel ini ngeri-ngeri sedap karena mereka memang mempunyai “musuh yang nyata” di sebelah negaranya. Jadi, tak heran jika beberapa di antara warganya takut menerima panggilan wamil, seperti yang dilakukan seorang penyanyi tahun 2002. Dia malah memilih untuk mengajukan diri sebagai warga negara Amerika Serikat secara naturalisasi beberapa saat sebelum harus melaporkan diri ikut wamil di negerinya. Dia memang bebas dari kewajibannya untuk wamil, namun Pemerintah Korsel mendeportasinya dan melarang ia kembali. 

#Khiththati - Tulisan ini sudah di publikasikan di Koran Serambi Indonesia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar